06 Februari 2009

Pengakuan Dunia atas Universitas Terbuka

Universitas Terbuka (UT) sampai saat ini masih dipandang sebelah mata sebagian masyarakat. Padahal, perguruan tinggi negeri (PTN) yang menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka ini telah mendapat pengakuan dari nasional dan internasional.

Contohnya saja pada awal tahun 2008, UT berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Anindyaguna dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). UT juga memperoleh akreditasi internasional dan sertifikat kualitas dari The International Council for Open and Distance Education (ICDE) yang berkedudukan di Oslo, Norwegia. "Kualitas yang mendapat pengakuan internasional itu merupakan kerja keras seluruh manajemen UT," kata Rektor UT Atwi Suparman, kepada SP, beberapa waktu lalu.

Sehingga, katanya, pengakuan internasional itu mematahkan anggapan sebagian masyarakat yang memandang UT sebelah mata. Sampai tahun ini, katanya, UT sudah mendapat sejumlah penghargaan baik nasional dan internasional. "Yang paling membanggakan untuk bangsa ini adalah UT terpilih sebagai pemimpin organisasi pendidikan tinggi jarak jauh di seluruh Asia (Asian Association of Open Universities (AAOU)) periode 2008-2010," ucapnya.

Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan sebagai universitas berkelas internasional, menurutnya, tidak semudah membalik telapak tangan. Ada sejumlah kriteria yang harus dicapai, misalnya layanan bahan ajar, kualitas pembelajaran dan manajemen. Saat ini, katanya, universitas terbuka di Tiongkok justru belajar ke UT mengenai manajemennya.

Dia mengatakan, UT lahir dan berkembang secara nasional sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang menerapkan sistem pendidikan jarak jauh (SPJJ). Karena itu, katanya, komitmen UT dalam pendidikan tinggi merupakan komitmen nasional yang dilakukan dengan membuka akses pendidikan tinggi bagi seluruh anak bangsa.

Dia menambahkan, sejak 2006 hingga September 2008, UT telah memperoleh 21 sertifikat ISO 9001-2000. "Ditargetkan tiga ISO lagi didapatkan hingga akhir Desember 2008," katanya.

Sebelum memperoleh ISO, pada 2005 UT memperoleh Sertifikat Kualitas dan Akreditasi Internasional dari International Council for Open Distance Education (ICDE).
Atwi menyatakan, untuk meningkatkan kualitas, universitasnya menargetkan predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) dan 22 ISO lagi bisa didapatkan hingga 2010 mendatang.

Mahasiswanya Banyak

Dari sejarahnya, UT adalah PTN ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No 41/1984. UT juga merupakan universitas yang terbanyak mahasiswanya, lebih dari 100.000, tersebar luas di seluruh Indonesia. "Saat ini, mahasiswa yang terdaftar mencapai 430.000. Pada tahun 2002, jumlah mahasiswa mencapai 264.375.

UT juga tergolong dalam The Top Ten Mega University of the World dan salah satu anggota pendiri The Global Mega University Network (GMUNET) dan the Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAME-SEAMOLEC)," kata Atwi.

Dia melanjutkan, dosen UT adalah penulis buku ajar. "Jumlahnya sekitar 770 dosen. Dan itu bisa saja dosen dari PTN lainnya," katanya. Dia melanjutkan, masa studi atau lama belajar di UT bergantung pada kemampuan belajar dan waktu belajar masing-masing mahasiswa.

Sebagai contoh, untuk dapat menyelesaikan program S1 Administrasi Negara, mahasiswa harus menempuh sejumlah mata kuliah yang telah ditentukan dengan beban studi keseluruhan 144 SKS. Bila setiap masa registrasi mahasiswa mampu menempuh 15 SKS, maka yang bersangkutan dapat menyelesaikan studinya dalam waktu 10 masa registrasi atau sekitar 5 tahun. "Ya, sekali lagi tergantung mahasiswanya. Makanya UT tidak mengenal sistem drop out," ucapnya.

UT memiliki empat fakultas dan satu program pascasarjana yang menawarkan lebih dari 30 program. Untuk biaya kuliah? Tentu saja biaya kuliah di UT jauh lebih murah. "Umumnya, Rp 1 juta per semester," ucapnya. Dengan sederet pengakuan dan penghargaan internasional, kini UT tidak bisa dipandang sebelah mata. [W-12 : Dikutip dari Suara Pembaruan Online]

Tidak ada komentar: